Pagi itu aku masih saja
duduk termenung di depan bangunan tua itu. Terlintas rasa tak percaya bahwa
sekarang kau tak bersama ku lagi. Kau rela meninggalkanku dan melupakanku hanya
untuk mengejar cinta yang lain. Tak sadarkah kau telah berapa banyak waktu yang
kita lewati bersama. Kita pacaran sudah 5 tahun. Tak berarti kah itu bagimu.
Hanya sekejap mata kau melirik ke tempat yang lain. Bulsit cintamu itu.
Bulsit..
bulsit.. itulah kata-kata yang selalu keluar dari mulutku. Betapa muaknya aku
melihat sikapmu itu. Tak sadar olehku saat itu aku di kejutkan oleh suara yang
tak asing bagi telingaku.
Re… aku senang
banget akhirnya aku bisa juga jadian sama Nawan? Tutur Wisya.
Nama itu yang
membuatku geram. Betapa teganya dia merebut pacaraku. Bagiku dia sahabat
sejatiku. Namun ternyata dia hanya sahabat makan sahabat.
Semenjak pagi
itu aku menutup mataku untuk tidak mengenal mereka berdua lagi. Sahabat
penghianat dan mantan pacar yang tergiur akan kecantikan.
Hari ini, hari
pertama ku menginjakkan kaki ku di Universitas. Telah aku tanamkan di benakku
untuk tidak mengingat lelaki itu dan dalam hatiku berharap agar aku tidak satu
Universitas dengannya. Namun tuhan berkehendak lain. Aku satu Universitas
dengan Nawan dan Wisya. Aku berusaha untuk lari dari hadapan mereka. Namun, tak
dapat aku hindarkan mereka sudah berada di depan mataku. Terpaksa aku sok-sok
baik dengan mereka.
Hey… tuturku
malas.
Hey juga Re.
Gak nyangka ya kita satu Universitas juga.
Hemz… itu
kata-kata terakhir yang aku ucapkan. Lalu aku berlalu dari mereka.
Yang hebat lagi
yang membuat aku sok pagi-pagi begini. Buaya itu juga satu jurusan dengan aku.
Betapa sialnya hidupku hari ini.
Rere masih
marah ya sama aku. Tanya Nawan.
Menurut lo?
Singkat jawabku.
Ok. Aku minta
maaf. Habisnya kamu sih gak pernah ngerti aku. Dan gak mau nurutin keinginan
aku. Ya jadinya aku cari yang lain aja. Tuturnya lagi.
Oh ya. Ini buat
lo. praKkkK.. tamparan yang aku berikan kepadanya.
Why? Aku di
kasih tampar. Dasar ya cewek udik gak ngerti pacaran.
praKkkk. Tampar
untuk kedua kalinya.
Aku
meninggalkannya. Tak kuat rasa hatiku mendengar ucapan lelaki bangsat itu.
Aku tau waktu
pacaran tak pernah aku berikan apa-apa dengannya. Ciuman saja tak pernah aku
berikan kepadanya. Itu semua aku lakukan karna aku menjunjung adat ku. Dalam
agama islam ciuman itu merupakan perbuatan yang mendekati Zina. Dan lagi pula
alasan aku tak mau pacaran yang berlebih. Karna aku tak ingin memberikan sisa
orang kepada suamiku nanti. Namun Nawan tak mau mengerti. Dia menganggap aku
udik dan tak tahu bagaimana pacaran itu sebenarnya. Tapi bagi ku biarlah.
Mungkin Nawan bukan lelaki yang baik untukku. Sekarang biarlah dia pacaran
dengan Wisya. Semoga apa yang dia inginkan selama ini dapat dia dapat di Wisya.
Semoga saja nanti ada lelaki yang bisa menerima aku apa adanya dan bisa
menerima semua keinginanku ini.
Karna terlalu
lama berpikir aku tersentak oleh suara yang sangat asing bagiku.
Jangan melamun.
Gak baik tau. Tuturnya.
Oh, gak melamun
kok. Oh ya who are you?
Fajar. Kalo
kamu?
Rere. Nice to
meet you.
Nice to meet
you too. Ngomong-ngomong kenapa melamun sih? Ada masalah? Tanya Fajar padaku.
Gak ada masalah
kok. Tuturku datar.
Ya udah kalo
gitu. Fakultas apa? Dan jurusan apa?
Fakulas Ilmu
Budaya dan jurusan Sastra Daerah. Kamu sendiri? oh ya ngomong-ngomong
organisasimu apa disini? Tanyaku lagi.
Aku jurusan
Farmasi. Aku anak Ukmi.
Oh calon-calon
pendakwah gitu ya?
Insyaallah.
Tuturnya lagi.
Ya udah aku
masuk duluan ya. Tuturku sambil beramitan.
Yupz,
Assalamualaikum.
Waalaikum
salam. Tuturku.
Masya allah.
Santun sekali lelaki itu. Tuturnya lemah lembut dan subhanallah gantengnya.
Coba Nawan kayak dia. Aduh kenapa mikiran lelaki itu lagi sih. Buang jauh
pikiranmu dari lelaki itu Re… Tuturku dalam hati.
Semenjak
pertemuan itu hatiku semakin tergugah untuk bisa berteman dengan lelaki itu.
Tapi dalam pikiranku apakah mau dia berteman denganku. Sedangkan aku saja tak
pernah menggunakan jilbab. Apa dia mau berteman. Tapi sudahlah aku coba dulu
untuk mendekatinya. Mana tahu dia bisa membantuku untuk menjadi wanita muslimah
yang sejati.
Pagi-pagi aku
sudah melihatnya berkumpul dengan teman-teman se-jurusannya. Gugup rasa hatiku
untuk mendekatinya. Baru saja mau melangkah pergi. Dia malah memanggilku.
Ukhti.. tunggu…
ukhti mencari saya? Tanyanya.
Sebenarnya iya.
tapi sudahlah. Lanjutkan saja urusan kamu dengan teman-temanmu. Tuturku lagi.
Tidak apa-apa
ukhti. Ada yang bisa saya bantu? Tanyanya lagi?
Kamu mau gak
berteman dengan saya dan mau gak menuntun saya untuk menjadi wanita yang
sesungguhnya wanita?
Alhamdulillh.
Saya mau ukhti. Dengan senang hati saya akan membantu ukhti.
Terima kasih
ya. Aku masuk dulu.
Baiklah.
Assalamualaikum.
Waalaikum
salam. Jawabku lagi.
Betapa
senangnya aku bisa berteman dengan calon ustad. Tak tersadar olehku selama
perjalanan ke kelas aku hanya tersenyum-senyum sendiri.
Lo kenapa Re?
Tanya teman baruku namanya Nini.
Gak
kenapa-kenapa kok. Lagi senang aja. Tuturku datar. Ya udah masuk yuk!!!
Ayo la.
Belum lagi
masuk kedalam kelas aku sudah di kejutkan oleh peragaan mesra yang di tampilkan
oleh Nawan dan Wisya. Mereka sengaja memanas-manasin aku. Tapi aku berusaha
untuk sabar dan sabar. Aku tak menghiraukan kelakuan mereka. Langsung saja aku
masuk ke dalam kelas.
Ketika waktu
jam pelajaran berakhir. Aku langsung menyibukkan diriku dengan membaca
buku–buku tentang ajaran islam yang tentang bagaimana wanita Islam beperilaku.
Tak tersadar oleh ku dari tadi ada seseorang yang memperhatikanku. Ku coba
untuk menoleh ternyata lelaki itu adalah Fajar.
Subhanallah.
Awal yang baik. Tuturnya.
Hehehehe.
Jawabku.
Kok ketawa sih.
Ini semua bangus tau. Saya senang dengan perubahan kecil ini. Saran saya
sebaiknya ukhti menggunakan jilbab.
Aku belum bisa.
Why?
Aku belum siap.
Aku takut nanti membukanya lagi. Aku mau memakai jilbab jika hatiku sudah
benar-benar kuat dan takkan tergoyangkan lagi.
Baiklah. Oh ya
ukhti. Bolehkah sekiranya saya bertanya tentang sesuatu yang bersifat pribadi?
Boleh. Tentang
apa?
Seringkah ukhti
sholat?
Masih
bolong-bolong.
Masya allah.
Sholatlah ukhti. Karna sholat itu dapat menjauhkan kita dari perbuatan keji dan
mungkar. Dan satu hal lagi. Taukah ukhti kenapa islam menganjurkan wanita untuk
memakai jilbab?
Tahu.
Terus kalo tahu
kenapa tidak di pakai?
Kan sudah di
bilang tadi aku masih mau menguatkan hatiku dulu. Jika sudah pasti maka aku
akan memakainya.
Baiklah. Saya
akan tunggu masa itu. Yang kedua, apakah ukhti pernah pacaran?
Pernah. Bahkan
sudah 5 tahun. Dan sekarang sudah kandas.
Ukhti ngapain
aja selama pacaran?
Aku gak pernah
ngapain-ngapain, bahkan pacarku memutuskanku gara-gara aku tak mau di cium sama
dia.
Baguslah jika
ukhti belum pernah di apa-apaka oleh lelaki lain.
Emangnya
kenapa?
Karna jika
ukhti pernah di apa-apakan. Kasian sama suami ukhti nanti. Dapat bekas orang.
Itulah yang
tidak aku inginkan. Makanya aku tak mau pacaran yang melakukan hal-hal yang
tidak baik.
Baiklah ukhti.
Sekarang waktunya saya pergi. Saya harap ukhti tidak merasa tersinggung dengan
ucapan saya. Beginilah saya. Assalamualaikum.
Tidak apa-apa
kok. Waalaikum salam.
Lelaki yang
baik dan sempurna. Bahagianya jika aku bisa menjadikan dia suamiku. Pasti rumah
tanggaku akan selalu di pancarkan oleh sinar kesucian. Aku tergugah dengan
kata-katanya. Aku akan berusaha untuk merubah semuanya. Semoga saja bisa
berjalan lancar.
Hari ini aku
datang ke kampus dengan penampilan yang sangat berbeda. Rambut yang selama ini
aku ikat. Kini tersimpan di dalam jilabab. Baju yang dulu selalu sempit di
badanku, kini berubah menjadi pakaian yang menutupi tubuhku. Hingga orangpun
tak bisa melihat lekuk-lekuk tubuhku.
Sudah lama
rasanya aku tidak bertemu dengan fajar. Semenjak hari itu. Aku tak pernah
melihat bayang-banyaknya di tempat aku kuliyah.
Aku langsung
saja masuk ke kelas untuk bertemu dengan Nini.
Ni lo ada liat
gak Fajar yang sering aku ceritain sama lo?
Kemarin sih
pernah liat. Tapi sekarang aku gak pernah liat lagi. kenapa sih?
Gak
kenapa-kenapa. Cuma mau konseling aja sama dia.
Oh ya Re aku
ada denger berita lo tentang fajar.
Berita apa?
Aku
dengar-dengar dia mau ta’arufan sama seorang wanita?
Ta’arufan. Whit
whom?
I do know.
Perih rasanya
batinku mendengar berita itu. Hancur sudah harapanku. Ingin memiliki lelaki
yang baik, namun sudah mencintai orang lain.
Nasib!!
Kok nasib sih
Re? Why Re?
Nothing.
Kayaknya lo
sedih deh tahu tentang berita ini. Jangan–jangan lo suka ya ma ustad itu? ayo
ngaku?
Lo apaan sih.
Mana ada aku suka sama dia. Lagian aku ini bukan tipe dia Nini. Dia itu suka
sama perempuan yang bener-bener muslimah. Bukan kayak aku. Wanita yang baru
tobat begini.
Tapikan lo
punya perasaan lain sama dia. Itu tandanya lo lagi jatuh cinta sama ustad.
Mungkin kali
ya. Ya udah deh, sekarang dia lagi ta’arupan. Jadi aku buang aja deh harapan
ini.
Huhu… udah
jangan sedih begitu Re. Mungkin belum jodoh dan mungkin ada lelaki yang lebih
baik lagi buat lo dari pada fajar. Lo yang sabar aja ya.
Ya deh..
tuturku lagi.
Di kamarku. Aku
merintih. Aku ingin rasanya di cintai oleh Fajar. Dan besar harapanku agar
ta’arufan Fajar tidak berjalan mulus. Tapi perasaan itu aku coba untuk
menghilangkannya dari pikiranku. Setelah lama aku melamun. Aku tersentak dengan
suara ketukan pintu dari luar. Dan terdengar suara mama dari luar.
Sayang. Ada
tamu. Keluar sebentar dan jangan lupa memakai jilbabmu.
Baik mama.
Tuturku lagi.
Aku keluar dari
kamar dan aku lagi-lagi di kagetkan oleh sesuatu. Tamu yang datang adalah Fajar
dan keluarganya. Betapa bahagianya rasa hatiku.
Assalamualaikum..
tuturku.
Waalaikum
salam. Tutur mereka semuanya.
Sayang maksud
mereka ke sini untuk ta’arufan denganmu. Mama udah mendengar semuanya. Sekarang
tinggal kamu. Mau atau tidak.
Menurut mama
dan papa. Bagaimana. Rere serahkan semuanya sama mama dan papa.
Kalau begitu
kita terima ya.
Ya ma..
Alhamdulillh.
Kata fajar dan keluarganya.
Bagaimana jika
sekarang kita melakukan akad nikahnya. Kamu siap nak fajar? tanya papa Rere.
Insyaallah siap
pak.
Alhamdulillh.
Ayo kita lakukan.
Setelah
semuanya selesai. Sekarang aku sudah syah menjadi istri fajar dan siap
menyerahkan jiwa dan ragaku untuk suamiku tercinta. Aku membuat kesimpulan
tentang cinta. Tak perlu menjalin hubungan selama bertahun-tahun, namun
akhirnya tak bisa bersatu. Namun hanya cukup waktu satu bulan untuk saling
mengenal dan berakhir dengan sebuah pernikahan yang abadi.
Cerpen
Karangan: Renny Puspa Sari


Live Dealer Casino Online Terbesar & Terlengkap Indonesia !
BalasHapusSbobet Casino - Maxbet Casino - 368Bet Casino - GD88 - CBO55 - WM Casino - SV388 Sexy Baccarat - Venus Casino
Bonus Rollingan 0.5% + 0.7%, Diberikan Pada Pemain Casino Baik Menang ataupun Kalah.
Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .vip
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995
Kenapa Mesti Mendaftar Di V9Poker ?
BalasHapuskarna di V9Poker sedang ada Bonus SUPER GILA!
-Bonus Deposit New Member 150,000
-Bonus Next Deposit 10%
-Bonus Referral 20%
Dan yang tak ketinggalan V9Poker menerima deposit via pulsa loh!
V9Poker Menerima Deposit Via GO-PAY
BBM : D8A8E2BC
wa : 0823 6701 2535
LINE : V9POKER
poker88
poker99
judi via pulsa
judi via Go-pay
judi via ovo
judi via dana
deposit via pulsa
deposit pulsa telkomsel
deposit pulsa xl
deposit pulsa tanpa potongan
uang asli indonesia
situs poker online terpercaya
situs judi indonesia
bonus new member terbesar
bonus referral terbesar
bonus turnover terbesar
bonus deposit harian terbesar
bonus deposit Go-pay
judi poker online
judi capsa online
judi ceme online
judi domino online
judi texas poker
judi capsa susun
judi bandar ceme
judi super ten